Senin, 20 April 2009

Mengapa surga ada di telapak kaki ibu?

Kita biasa mendengar bahwa surga ada di telapak kaki ibu, sehingga kita sering takut untuk menyakiti hati ibu, karena mungkin takut tak bisa masuk surga. Namun makna kalimat itu kini telah saya dapatkan ketika menjadi ibu.
Ketika anak pertama saya lahir, rasa itu belum terlalu mendalam, saya masih sibuk mempersiapkan diri saya dengan predikat baru sebagai ibu, sibuk dengan kehadiran orang ketiga di rumah, sibuk dengan hal-hal yang mungkin tak perlu, termasuk dengan pekerjaan yang selama ini saya geluti. Ketika anak kedua saya lahir, perasaan itu berbeda, saya tidak terlalu sibuk untuk memantapkan diri sebagai ibu lagi, karena saya mungkin telah terbiasa menjadi ibu “secara biologis.”perasaan sayang saya terhadap anak pertama justru semakin mendalam dengan kehadiran anak kedua ini. Makna ibu mulai saya dapatkan. Bagaimana rasa ibu yang tak rela apapun menggantikan anaknya, walaupun setiap saya hamil menginginkan anak laki-laki dan setiap itu pula Allah memberikan anak perempuan, saya ikhlas. Perasaan tulus memberikan apapun yang terbaik untuk anak, tanpa meminta, tanpa pamrih,tanpa keinginan apapun, selain karena aku mencintai anakku dengan sepenuh hati.
Dari sanalah, saya menyadari mengapa surga ada di telapak kaki ibu, karena dua alasan; pertama cinta dan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya mampu menciptakan surga bagi anak-anaknya, ketika berada bersama ibu, ketenangan, keamanan dan kenyamanan sang anak terjaga layaknya seperti di surga, karena sang ibu sanggup memberikan apapun termasuk nyawanya untuk melindungi buah hatinya. Kedua ketulusan cinta seorang ibu, tak ada yang mampu membalasnya selain surga di akhirat kelak. Amiin.
Namun mengapa ada seorang ibu yang sanggup membuang anaknya, membunuh anaknya, menyakiti bahkan menyia-nyiakan anaknya? Saya tak bisa menjawabnya, selain membuat sebuah kiasan baru bahwa neraka juga ada di bawah kaki ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar