Selasa, 14 April 2009

Halalkah imunisasi?

Saat ini, imunisasi atau vaksinasi seolah menjadi sebuah keharusan bagi bayi-bayi kita. Ciptaan Allah yang sempurna itu menjadi bahan percobaan bagi virus-virus penyakit yang konon telah dilemahkan. Tapi apakah kita para ibu yang mencintai buah hatinya dengan sepenuh hati pernah meninjau apa dan bagimana vaksin itu dibuat?

Terus terang saya dulu manut apa kata dokter, dokter suruh bayi saya diimunisasi, saya setuju saja tanpa bersikap kritis tentang imunisasi tersebut. Namun pikiran saya terbuka setelah membaca buku karangan”Hj.Ummu Salamah, SH.,Hajjam yang berjudul imunisasi, dampak , konspirasi dan solusi sehat ala Rasulullah SAW.

Dalam buku tersebut dipaparkan bagaimana vaksin itu dibuat. Vaksin dibuat dengan tiga bahan utama yaitu virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, toksoid atau DNA, serta bahan tambahan yang menunjang fungsi vaksin tersebut. Bahan tambahan itu antara lain alumunium, benzetonium klorida, etilen glikol, formalin, gelatin, glutamate, neomisin, streptomisin, dan yang paling berbahaya adalah timerosal atau etil merkuri 50%, yang bahayanya lebih hebat dibanding logam merkuri (raksa)itu sendiri, karena merupakan senyawa bioanorganik sehingga bisa menembus jaringan tubuh manapun, berbeda dengan merkuri yang hanya dapat terakumulasi di bagian tubuh tertentu, terutama otak, namun itupun sangat berbahaya karena dipercaya sebagai pemicu utama keterbelakangan mental, autis, sulit berkonsentrasi, dan perubahan perilaku/kepribadian. Bahan-bahan tersebut tentu sangat tidaklah layak dimasukkan dalam tubuh mungil bayi kita yang sangat rentan terhadap penyakit.

Selain itu dalam pembuatan vaksin digunakan tripsin yang berasal dari pancreas babi atau turunannya. Media untuk pembiakan virus atau bakteri digunakan ginjal kera, embrio kera, embrio ayam,embrio kelinci, bahkan embrio manusia pun digunakan dengan sengaja digugurkan. Naudzubillah…

Oleh karena itu, mulai saat ini para ibu yang amat menyayangi anaknya, jangan tergoda untuk memberikan imunisasi pada bayinya. Sudah nyata keharaman imunisasi, tentu kita tak ingin mengotori bayi kita yang tanpa dosa dengan memasukkan barang haram ke tubuhnya. Selain itu banyak fakta yang menunjukkan kegagalan imunisasi, yang mampu menghancurkan kehidupan buah hati kita. Tentu kita tak ingin menanggung penyesalan seumur hidup kita bukan?

1 komentar:

  1. Saat anak pertama saya lahir, saya belum tahu tentang bagaimana dan dari apa imunisasi dibuat, maka anak pertama saya tsb saya imunisasi lengkap. Kemudian lahirlah anak ke 2 saya, selentingan saya mendengar ketidak jelasan kehalalan vaksin, maka saya coba untuk tidak pernah memberikan setetespun vaksin kedalam tubuh anak saya. Setelah saya bandingkan kesehatan keduanya diawal-awal usia pasca lahir ternyata ada perbedaan atara kakak dan adiknya. Kakaknya pada usia 1 bulan sudah saya bawa kedokter karena mudah sekali terkena ruam popok, pilek, panas dll, tapi untuk anak kedua yang usianya baru 4 bulan, Alhamdulillah terlihat lebih sehat dan jarang terkena penyakit. Semoga Allah melindungi generasi Islam dari berbagai konspirasi yang menyesatkan.

    BalasHapus